Wednesday, November 13, 2013

Bedanya, Gamer Indonesia vs Australia

Beda negara beda juga gaya hidup para warganya, hal itu juga terjadi di kalangan gamer. Mumpung lagi hot soal Indonesia vs Australia, kira-kira apa sih perbedaan penggila game di kedua negara ini?

Sony Wahib, Cluster Marketing Manager, PC Peripherals, Mobility & Gaming, Logitech South East Asia baru saja datang ke Indonesia. Pria asal Malang, Jawa Tengah, yang telah lama tinggal di Australia ini bercerita mengenai industri game di negeri Kangguru.



"Sejak umur tiga tahun saya sudah tinggal di Australia. Jadi maaf kalau bahasa Inggris saya lebih baik dari bahasa Indonesia," buka Sony, saat memperkenalkan jajaran mouse gaming Logitech di Soho Bistro, Jakarta.

Sony, yang sudah cukup lama dipercaya untuk menangani jajaran produk gaming Logitech wilayah Australia, sudah tentu paham betul bagaimana budaya para gamer di sana. Kini ia pun didaulat untuk menangai wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

"Perbedaan pertama adalah usia. Di Australia, banyak gamer yang berusia di atas 30 tahun. Sedangkan di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik lain kebayakan gamer masih berusia belasan tahun," terang Sony.

Pun begitu soal daya beli barang. Gamer yang sudah berusia mapan, menurut Sony, lebih mudah membeli perangkat game canggih meski dibanderol dengan harga cukup tinggi.

"Mereka tidak akan pikir panjang hanya untuk membeli keyboard seharga USD 200--sekitar Rp 2,2 jutaan," katanya.

Pun begitu soal selera game tidak ada perbedaan antara gamer di Australia dengan Indonesia. Sony menilai di kedua negara itu game jenis FPS, atau MMORPG sama-sama digandrungi.

"Kalau jenis game itu general, jadi sepertinya tidak ada perbedaan," tandasnya.

No comments:

Post a Comment