Monday, November 4, 2013

Makan Terus atau Justru Tak Nafsu Makan, Saat Anda Stres?

Sebagian orang tak bisa berhenti ngemil saat sedang putus cinta. Mereka menganggap bahwa makanan bisa menenangkan mereka. Namun, sebagian lagi terlalu sibuk memikirkan sang mantan kekasih sampai lupa makan.

Studi yang dimuat di jurnal Psychological Science menemukan bahwa orang cenderung makan lebih banyak saat stres. Namun, setelah mengalami hal positif, mereka makan lebih sedikit. Sebaliknya, orang yang tak nafsu makan saat sedang tertekan cenderung banyak makan ketika merasa bahagia.

Menurut peneliti Gudrun Sproesser dari University of Konstanz di Jerman, temuan ini menantang pandangan sederhana bahwa orang yang sedang stres perlu mengatur pola makan mereka untuk mencegah kenaikan berat badan.

"Baik orang-orang yang banyak makan maupun tak nafsu makan, keduanya memiliki tempat khusus untuk makanan. Mereka hanya menunjukkan pola makan berbeda untuk merespons situasi negatif dan positif," ujar Sproesser, seperti diberitakan Huffington Post (01/11/13).

Peneliti menyimpulkan hal ini setelah menganalisis subyek yang dihadapkan pada pengalaman positif maupun negatif. Mereka diminta melakukan video chat dengan orang asing sebelum bertemu langsung.

Setelah itu, peserta studi diberitahu bahwa teman chatting mereka ingin bertemu setelah berinteraksi lewat video, atau si teman chatting memutuskan membatalkan pertemuan karena interaksi video tersebut. Sementara itu, kelompok lain sekadar diberitahu bahwa pertemuannya batal tanpa alasan-alasan tadi.

Kemudian, para partisipan diberi es krim dalam jumlah tak terbatas. Peneliti menemukan bahwa orang yang banyak makan saat stres mengonsumsi 120 kalori lebih banyak setelah mengalami kejadian negatif dibandingkan orang-orang yang tak nafsu makan.

Meski demikian, orang yang tak nafsu makan mengonsumsi 74 kalori lebih banyak jika mereka mendapat tanggapan positif dibandingkan orang-orang yang makan banyak saat stres.

Selain itu, orang yang tak nafsu makan menyantap es krim lebih banyak dibandingkan grup yang pertemuannya dibatalkan tanpa alasan. Sementara itu, orang yang banyak makan saat stres justru menyantap es krim lebih sedikit dibanding kelompok ketiga tersebut saat mengalami hal positif.

No comments:

Post a Comment