Wednesday, November 6, 2013

Obat-obatan yang Sering Dipalsukan

Karena banyak permintaan dan harganya yang mahal, tak sedikit oknum yang memalsukan obat-obatan. Tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga dunia. Lalu apa saja obat-obatan yang paling sering dipalsukan di Indonesia?

"Obat yang sering dipalsukan itu obat yang dicari orang secara diam-diam, misalnya obat kuat atau penurun berat badan. Makanya kita sedang galakkan gerakan nasional makanan dan obat ilegal supaya masyarakat tidak membeli obat secara diam-diam," jelas Dra. A Retno Tyas Utami, Apt, M.Epid, Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut Retno, membedakan obat palsu tidak segampang membedakan uang palsu. Konsumen perlu curiga bila ada bekas hapusan pada izin edar justru ditempel. Juga perlu diperhatikan tanggal kadaluarsa yang dicetak seperti tulisan lain, karena tanggal kadaluarsa seharusnya dicetak emboss atau di-print.

Senada dengan Retno, Widyaretna Buenastuti, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) juga mengatakan bahwa obat-obat yang sering dipalsu adalah yang berhubungan lifestyle dan sangat laku di pasaran. "Sebut saja obat penurun berat badan, pemutih wajah. Biasanya yang banyak dicari masyarakat itu obat penurun berat badan. Maka dari itu masyarakat harus melindungi dirinya dengan membeli obat di apotek yang resmi dan terdaftar. Sebab kalau terjadi apa-apa kita bisa komplain ke apotek itu, kan jelas tempatnya di mana," tutur Widya.

Widya berpesan jangan membeli obat di kios-kios pinggir jalan atau di gerobak. Harganya bisa saja sama atau lebih murah, tapi obat-obat seperti itu lebih rawan untuk dipalsukan.

Agar tidak salah beli ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat, yaitu:

1. Periksa kemasan obat dengan teliti, apakah masih tersegel dengan baik atau tidak.
2. Periksalah label obat, nama obat, nama produsen dan tanggal kadaluarsa.
3. Sampaikan pada dokter jika tidak ada kemajuan setelah minum obat.
4. Tebuslah obat resep di apotek agar terjamin keasliannya, dan jangan di toko-toko obat sembarangan.

No comments:

Post a Comment